Seringkali saya menemukan berbagai kutipan konsep atau teori dalam skripsi mahasiswa yang tidak jelas rujukannya. Ada pula yang mengutip bahan kajian pustaka yang bersumber dari blog yang tidak jelas siapa penulisnya. Ketika mereka ditanya mengapa demikian? Jawaban mahasiswa adalah karena tidak menemukan referensinya. Kelangkaan bahan bacaan tentu saja akan menjadi salah satu persoalan utama dalam penulisan skripsi atau penulisan karya ilmiah lainnya.
Melihat kenyataan ini di satu sisi adalah tantangan bagi dosen, dan di sisi lain adalah peluang emas bagi dosen. Pada kasus yang demikian ini saya lebih melihatnya sebagai peluang bagi dosen. Jika sebagai peluang, lalu apa yang dapat dilakukan? Sebagai fasilitator pembelajaran, maka salah satu yang dapat dilalukan seorang dosen adalah menyediakan sumber pembelajaran, misalnya dalam bentuk buku ajar, monograf, atau buku referensi.
Mungkin saja ada yang bertanya, apa untungnya bagi dosen setelah menulis buku? Seperti yang kita ketahui bahwa dosen adalah profesi yang sangat mulia yang dilakukan melalui transfer ilmu pengetahuan. Tentu melalui publikasi buku, seorang dosen dengan mudah mentransfer ilmunya kepada mahasiswa. Selain itu, melalui publikasi buku dapat meningkatkan kepercayaan diri seorang dosen, terlebih lagi jika publikasinya telah disitasi secara luas. Belum lama ini para dosen dan peneliti tengah “dihebohkan” oleh hadirnya portal Sinta dari Kemenristekdikti yang bermaksud untuk mengetahui tingkat publikasi dosen dan peneliti. Terkhusus bagi dosen yang belum mendapat Sertifikat Pendidik, sebaiknya perlu memikirkan hal ini karena salah satu poin terbesar dalam penilaian sertifikasi dosen adalah publikasi. Selain itu, publikasi buku bukan hanya bermanfaat bagi diri dosen, tapi juga menjadi salah satu penilaian dalam meningkatkan Akreditasi Program Studi.
Jika demikian, lalu bagaimana memulainya? Jenis buku apakah yang harus ditulis? Seperti yang sudah saya sebutkan di atas bahwa menulis buku dapat berupa buku ajar, monograf, dan referensi. Namun dalam kesempatan ini, saya hanya akan mengulas secara singkat seputar penulisan Buku Ajar. Sahabat dosen yang budiman, perihal utama yang perlu diperhatikan dalam penulisan Buku Ajar adalah kesesuaian antara materi Buku Ajar dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Di sinilah pembeda utama antara Buku Ajar dan jenis buku-buku lainnya. Karena itu, langkah awal dalam penyusunan Buku Ajar adalah menyediakan RPS. Jika RPS mata kuliah Bapak/Ibu sudah selesai, maka selanjutnya melengkapi beberapa hal, meliputi:bagian luar dan bagian dalam buku. Agar tulisan ini tidak terlalu panjang, maka ulasan terkait sistematika Buku Ajar akan disajikan dalam postingan berikutnya.
0 Response to "Buku Ajar: Harapan Mahasiswa Jaman Now"
Post a Comment