“Abaikan Rasa Lapar, Semoga Jadi Dosen” demikian judul yang ditulis dalam harian Kendari Pos (25/03/2006) lebih 10 tahun silam bertepatan dengan momentum wisuda XXXVIII Unhalu. Dalam koran ini dilaporan Emilia tentang profil singkat wisudawan cumlaude. Guntingan koran ini masih tersimpan rapi dalam arsipku dan sewaktu-waktu saya membacanya. Ini adalah refleksi-kontrol dari mana saya berasal, dan seperti apa masa lalu saya sejak kuliah.
Pengalaman “mengabaikan” ataupun lupa akan rasa lapar mungkin tidak banyak dilakukan dan dirasakan oleh mahasiswa pada umumnya saat ini. Namun bagi saya pengalaman demikian itu sudah menjadi “sahabat”. Bagi yang tak terbiasa dengan kehidupan demikian itu mungkin saja merasa miris, sinis, atau bahkan pesimis akan kehidupan, namun lagi-lagi bagi saya adalah hal biasa, layaknya “sahabat”.
Kesederhanaan, kesabaran, cita-cita, dan kerja keras yang terekspresikan dalam belajar adalah nilai yang dapat dipetik dalam laporan koran ini. Terima kasih kepada wartawati yang telah menulis serpihan kehidupan saya semasa kuliah pada program sarjana di Universitas Halu Oleo. Terima kasih juga karena telah mendoakan saya “Semoga Jadi Dosen” meski hanya lewat judul dalam koran ini. Alhamdulillah doa itu telah terkabulkan.
Pengalaman “mengabaikan” ataupun lupa akan rasa lapar mungkin tidak banyak dilakukan dan dirasakan oleh mahasiswa pada umumnya saat ini. Namun bagi saya pengalaman demikian itu sudah menjadi “sahabat”. Bagi yang tak terbiasa dengan kehidupan demikian itu mungkin saja merasa miris, sinis, atau bahkan pesimis akan kehidupan, namun lagi-lagi bagi saya adalah hal biasa, layaknya “sahabat”.
Kesederhanaan, kesabaran, cita-cita, dan kerja keras yang terekspresikan dalam belajar adalah nilai yang dapat dipetik dalam laporan koran ini. Terima kasih kepada wartawati yang telah menulis serpihan kehidupan saya semasa kuliah pada program sarjana di Universitas Halu Oleo. Terima kasih juga karena telah mendoakan saya “Semoga Jadi Dosen” meski hanya lewat judul dalam koran ini. Alhamdulillah doa itu telah terkabulkan.
» Terima kasih telah membaca: Menahan Rasa Lapar:Kisah Hidupku Jaman Kuliah Sebarkan Melalui:
0 Response to "Menahan Rasa Lapar:Kisah Hidupku Jaman Kuliah"
Post a Comment